8.05.2006

Waspadai Sifat Narsis!


Narsis. Kata ini sering kita dengar atau bahkan kita ucapkan pada seseorang yang suka memuji dirinya sendiri.

Menonjolkan kemampuan diri sendiri biasanya diidentifikasi sebagai sebuah kepercayaan diri. Namun narsis tidak bisa disamakan dengan percaya diri. Batas antara keduanya memang sangatlah tipis.

Narsis secara sederhana didefinisikan sebagai kepercayaan diri yang terlalu berlebihan. Orang dengan predikat narsis mempunyai kecenderungan untuk memuja dirinya sendiri dan secara berlebihan menempatkan dirinya jauh lebih tinggi dibandingkan orang lain. Ada keyakinan diri yang terlalu besar terhadap keistimewaan dan keunikan yang ada di dalam dirinya.



GANGGUAN KEPRIBADIAN

Kata narsis berasal dari sebuah mitologi Yunani. Tepatnya berasal dari cerita Narcissus, putra dewa Sungai Cephisus dan peri Liriope yang sangat tampan namun sombong. Akibat Narcissus menolak gadis bernama Echo dengan kasar, dewi Nemesis menjadi marah dan mengutuk Narcissus hingga mencintai dirinya sendiri secara berlebihan. Singkat cerita, Narcissus tewas tenggelam di sungai karena ingin mencium bayangan dirinya di permukaan air. Dewa-dewa lain menemukan mayatnya dan mengubahnya menjadi bunga yang disebut sebagai bunga Narcissus.

Seperti kisahnya Narcissus, mencintai diri sendiri secara berlebihan sangatlah tidak wajar. Apalagi jika rasa cinta itu memunculkan suatu ego bahwa dirinya lebih baik dari yang lainnya. Narsis sendiri tergolong dalam kategori gangguan kepribadian. Penyebabnya bisa secara genetis atau bawaan lahir. Namun bisa juga karena faktor lingkungan di mana seseorang biasa berada.

Ciri-ciri manusia yang memiliki kecenderungan narsis atau berpotensi narsis bisa diidentifikasi. Pertama, orang yang narsis biasanya merasa lebih penting dan lebih besar dibandingkan orang lain. Kedua, khayalannya untuk mencapai kesuksesan dan kekuasaan sangat tinggi meski sangat mustahil. Ketiga, seorang yang narsis menganggap dirinya begitu unik, begitu cantik, dan berbeda dengan orang yang ada di sekitarnya.

Keempat, ada kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain bahwa dia ada dan dia lebih dari yang lainnya. Kelima, mereka yang narsis selalu berharap hal-hal di luar kewajaran untuk bisa diperlakukan istimewa walaupun ia sebenarnya bukan orang istimewa. Keenam, narsis cenderung manipulatif dan suka mengeksploitasi orang lain untuk kepentingannya sendiri. Ketujuh, kepekaannya kurang dan sulit berempati kepada orang lain, bahkan cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Ciri yang terakhir dan paling mudah diidentifikasi, adalah munculnya sifat arogan.


HATI-HATI dengan NARSIS

Cukup dengan memiliki lima dari ciri-ciri di atas, seseorang sudah dapat digolongkan narsis. Jangan berbangga diri dengan narsis karena narsis adalah gangguan kepribadian yang tidak sehat dan mengharuskan siapapun yang mengidapnya berkonsultasi dengan psikolog. Mulailah waspada ketika ada kecenderungan narsis muncul dalam diri kita.

Pasalnya, orang yang sudah termasuk dalam golongan narsis akan sulit beraktivitas. Eksklusivisme yang dibangunnya akan membuat orang narsis cenderung tidak berkembang karena dia kesulitan dalam bersosialisasi. Selain itu, sifat narsis mudah sekali menular kepada orang-orang yang ada di sekitar orang yang mengidap narsis.

Mencintai diri sendiri sangat penting sebagai wujud penghargaan terhadap eksistensi diri. Namun bila kadarnya berlebihan, mungkin seseorang tersebut mengidap narsis. Jangan anggap enteng karena narsis adalah sebuah “kelainan”!


taken from :

http://www.skmbulaksumur.ugm.ac.id/edisi.html?edisi=23&rubrik=ensik


1 comment:

.. kindy .. said...

hayo.. yg narsis ngacung.. >:)